Jika dalam kondisi seperti ini, apa salah para pendatang atau perantau kembali mudik ke kampung halaman mereka? Apa penyebab mereka kembali mudik? Apakah ada solusinya? Padahal sudah dihimbau untuk tidak mudik tapi cukup tinggal dikediaman supaya penyebaran virus corona bisa ditekan (perintah pak gubernur DKI Jakarta pak Anis Baswedan), oke disini saya coba bahas menurut cara pandang saya ya, koreksi saya jika pendapat saya ini salah.
Pertama jika suatu lokasi atau tempat dikatakan lockdown berarti pergerakan kita otomatis dibatasi, pastinya akan muncul efek berikutnya, contoh akibatnya yaitu jika bahan pokok makanan tidak ada atau sulit otomatis banyak penimbunan, harga jadi mahal dan dibatasi efek terburuk adalah penjarahan, bagi warga yang berpenghasilan kecil otomatis orang yang paling susah dikondisi ini, jika posisi orang berada mereka cukup nimbun untuk kebutuhan mereka sekeluarga.
Kedua otomatis banyak kantor, perusahaan dan toko tutup, otomatis kegiatan ekonomi sangat berkurang baik yang jual maupun yang beli, karena tidak ada pemasukan otomatis karyawan gak ada kegiatan dan otomatis kerja separuh waktu malah ada yang disuruh kerja dirumah, nah kalau begini semua sektor berdampak para pekerja pasti beraktifitas dirumah, yang jadi masalah adalah bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka? Apakah cukup penghasilan mereka? Apakah mereka menabung? Bagaimana jika ada cicilan? Yep mau gak mau mereka balik kampung lah, bahkan fenomena mudik ini juga terjadi diluar negeri, para TKI dari Malaysia pilih banyak mudik ke Indonesia karena di Malaysia sudah melakukan lockdown total.
Dari imbas diatas apakah ada solusinya? Sebenarnya ada, jika pemerintah setempat bersedia menanggung kebutuhan hidup mereka, dijamin mereka tidak mudik ke kampung, terus? Jadi bisa disimpulkan mereka lebih milih pulkam dikondisi seperti ini meski memberi dampak besar dalam penyebaran virus corona.
Dengan terjadinya fenomena perlu dilakukan tindakan tegas, seperti halnya yang dilakukan Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwono, untuk semua pendatang dipastikan otomatis dilabeli ODP, dan wajib karantina mandiri dirumahnya masing-masing selama 14 hari yang sebelumnya di Yogyakarta sudah diterapkan cara calm down bukan lockdown, Bukan hanya itu, khusus di Tegal malah dilakukan lockdown lokal khusus di kota Tegal tersebut, tindakan ini perlu dilakukan guna menekan penyebaran virus corona yang tidak bisa dibilang sepele yang besar kemungkinan dibawa pemudik khususnya datang dari Jakarta yang sudah menjadi zona merah. Tingginya arus mudik disaat pendemik corona membuat, para pimpinan daerah perlu melakukan tindakan tegas khususny diarea Jateng & DIY.
Bahkan dikampung sudah banyak yang punya inisiatif untuk me lockdown kampung mereka masing-masing, supaya pendatang tidak sembarangan masuk ke kampung mereka, oke bagaimana kondisi daerah kalian? Apakah sudah melakukan lockdown lokal seperti diatas...
Pertama jika suatu lokasi atau tempat dikatakan lockdown berarti pergerakan kita otomatis dibatasi, pastinya akan muncul efek berikutnya, contoh akibatnya yaitu jika bahan pokok makanan tidak ada atau sulit otomatis banyak penimbunan, harga jadi mahal dan dibatasi efek terburuk adalah penjarahan, bagi warga yang berpenghasilan kecil otomatis orang yang paling susah dikondisi ini, jika posisi orang berada mereka cukup nimbun untuk kebutuhan mereka sekeluarga.
Kedua otomatis banyak kantor, perusahaan dan toko tutup, otomatis kegiatan ekonomi sangat berkurang baik yang jual maupun yang beli, karena tidak ada pemasukan otomatis karyawan gak ada kegiatan dan otomatis kerja separuh waktu malah ada yang disuruh kerja dirumah, nah kalau begini semua sektor berdampak para pekerja pasti beraktifitas dirumah, yang jadi masalah adalah bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka? Apakah cukup penghasilan mereka? Apakah mereka menabung? Bagaimana jika ada cicilan? Yep mau gak mau mereka balik kampung lah, bahkan fenomena mudik ini juga terjadi diluar negeri, para TKI dari Malaysia pilih banyak mudik ke Indonesia karena di Malaysia sudah melakukan lockdown total.
Dari imbas diatas apakah ada solusinya? Sebenarnya ada, jika pemerintah setempat bersedia menanggung kebutuhan hidup mereka, dijamin mereka tidak mudik ke kampung, terus? Jadi bisa disimpulkan mereka lebih milih pulkam dikondisi seperti ini meski memberi dampak besar dalam penyebaran virus corona.
Dengan terjadinya fenomena perlu dilakukan tindakan tegas, seperti halnya yang dilakukan Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwono, untuk semua pendatang dipastikan otomatis dilabeli ODP, dan wajib karantina mandiri dirumahnya masing-masing selama 14 hari yang sebelumnya di Yogyakarta sudah diterapkan cara calm down bukan lockdown, Bukan hanya itu, khusus di Tegal malah dilakukan lockdown lokal khusus di kota Tegal tersebut, tindakan ini perlu dilakukan guna menekan penyebaran virus corona yang tidak bisa dibilang sepele yang besar kemungkinan dibawa pemudik khususnya datang dari Jakarta yang sudah menjadi zona merah. Tingginya arus mudik disaat pendemik corona membuat, para pimpinan daerah perlu melakukan tindakan tegas khususny diarea Jateng & DIY.
No comments:
Post a Comment