Dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif, khususnya sepeda motor, menghadapi tantangan untuk menekan biaya produksi dan memenuhi regulasi terkait berat kendaraan. Salah satu strategi yang kerap diambil pabrikan adalah mengganti material atau menghilangkan beberapa komponen. Praktik ini, meski bertujuan untuk efisiensi, seringkali menuai kekecewaan dari konsumen.
Komponen yang Sering Jadi Korban "Sunat"
1. Kick Starter:
Dulu menjadi fitur standar, kini banyak motor baru yang menghilangkannya. Alasan pabrikan, starter elektrik sudah cukup handal. Namun, konsumen khawatir jika aki soak atau starter elektrik bermasalah, motor jadi sulit dinyalakan. Berikut motor yang sudah dihilangkan kick starternya:
Untuk pabrikan Honda yang tidak dilengkapi kick starter adalah Vario 125 2026, Vario 160, BeAT (mulai versi 2024), PCX, ADV 160, Scoopy dan motor all varian CBR (terbaru).
Beberapa motor Yamaha yang tidak dilengkapi kick starter (engkol) adalah motor matik Yamaha NMAX, Aerox, Lexi, XMAX, Fazzio, Grand Filano, dan Yamaha Vixion terbaru, R15 serta XSR 155. Penghilangan fitur ini umumnya dilakukan pada model terbaru untuk meningkatkan kepraktisan dan mengikuti tren, yang biasanya digantikan dengan fitur voltmeter untuk memantau kondisi aki.
2. Begel Belakang: Dari besi yang kokoh, kini banyak diganti plastik. Alasan pabrikan, plastik lebih ringan dan murah. Namun, konsumen meragukan kekuatannya, terutama saat digunakan untuk mengangkat atau memindahkan motor.
Motor yang menggunakan behel plastik sebagian besar adalah motor matic Honda terbaru seperti All New Honda BeAT dan New Honda Scoopy. Honda beralih ke bahan glass fiber reinforced polypropylene untuk mengurangi bobot kendaraan, membuatnya lebih ringan, Plastik lebih mudah dibentuk, memungkinkan desain yang lebih menarik dan modern, Proses manufaktur plastik menggunakan teknik injeksi molding lebih cepat dan ekonomis dibandingkan produksi behel dari besi dan lebih tahan cuaca, meskipun bahan ini masih menuai pertanyaan mengenai daya tahannya dibandingkan behel besi.
Perbandingan dan pertimbangan
Kekuatan: Meskipun diklaim cukup kuat, banyak pengguna meragukan ketahanannya dibandingkan behel besi. Ada kasus behel plastik patah setelah beberapa bulan penggunaan.
Persepsi konsumen: Beberapa konsumen menganggap penggunaan plastik pada bagian behel dan body membuat motor terasa kurang kokoh dan lebih ringkih dibandingkan generasi sebelumnya.
3. Tutup Blok Mesin: Dari besi atau aluminium, kini banyak diganti plastik. Alasan pabrikan, plastik lebih ringan dan tahan panas. Namun, konsumen khawatir akan durabilitasnya dalam jangka panjang.
Beberapa motor modern, terutama yang menggunakan mesin 125 cc dari Yamaha, telah memakai cylinder head berbahan plastik resin, seperti Yamaha Fazzio, Yamaha Grand Filano, dan Yamaha Gear Ultima. Penggunaan plastik resin ini bertujuan untuk mengurangi bobot kendaraan, biaya produksi, dan getaran mesin, sambil tetap mengandalkan teknologi seperti penyemprotan oli untuk pendinginan agar mesin tidak cepat panas.
Honda Vario 125 2026: Model ini juga diketahui menggunakan plastik pada bagian cover head cylinder atau tutup ruang klep. Motor Honda yang menggunakan cylinder head atau cover cylinder head berbahan plastik lainnya adalah motor-motor matik modern seperti Honda Genio, Vario 125 eSP, Stylo 160 dan Scoopy. Penggunaan plastik pada komponen ini bertujuan untuk mengurangi bobot dan emisi, serta mempermudah produksi karena plastik tahan panas dan memiliki penyekatan oli yang lebih baik dibandingkan material aluminium.
Perlu dicatat bahwa penggunaan plastik ini pada komponen cover cylinder head yang menutupi ruang klep dan noken as, bukan pada blok silinder itu sendiri yang tetap terbuat dari material logam seperti aluminium.
Alasan Pabrikan
Pabrikan berdalih, perubahan ini dilakukan untuk:
- Menekan Biaya Produksi: Material plastik umumnya lebih murah daripada besi atau aluminium.
- Meringankan Bobot Motor: Bobot motor yang ringan berpengaruh pada efisiensi bahan bakar dan performa.
- Memenuhi Regulasi: Regulasi terkait emisi dan efisiensi bahan bakar semakin ketat, sehingga pabrikan berupaya membuat motor seringan mungkin.
Dampak bagi Konsumen
- Kualitas yang Dipertanyakan: Konsumen meragukan durabilitas komponen plastik dalam jangka panjang.
- Kehilangan Fitur Penting: Hilangnya kick starter dianggap menghilangkan fitur penting yang bisa diandalkan saat darurat.
- Kekecewaan: Konsumen merasa kualitas motor menurun demi efisiensi biaya.
Kesimpulan
Praktik "sunat" komponen motor adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, membantu pabrikan menekan biaya dan memenuhi regulasi. Di sisi lain, berpotensi mengecewakan konsumen yang mengutamakan kualitas dan durabilitas. Pabrikan perlu menyeimbangkan antara efisiensi dan kepuasan konsumen agar tetap kompetitif di pasar.