Sudah masuk bulan ketiga bahkan ada yang masuk bulan ke empat, kita masih belum lepas dari namanya virus corona, dari mulai lockdown mandiri, bahkan PSBB yang diberlakukan dibeberapa daerah. Dan pemberlakuan PSBB akan dilonggarkan bahkan perlahan akan dihilangkan, nah kita akan menyongsong era namanya new normal, arti new normal disini kita akan memasuki era normal baru, dimana ada perubahan baru dari kehidupan kita sebelum adanya pendemik corona, normal baru yang mau kita lalui adalah dengan mengikuti protokoler baru, seperti penggunaan masker setiap melakukan aktivitas di luar rumah, bawa handsanitizer, cuci tangan setiap mau bersinggah, jaga jarak. Bagaimana new normal menurut kalian? Apa bisa disiplin melakukannya? Seyogyanya aturan tersebut baiknya dilakukan selama obat atau vaksin Corona belum ditemukan, kita harus berdampingan dengan namanya virus Corona supaya bisa melakukan kegiatan seperti biasanya, ingat dampak corona sangat besar, bahkan roda perekonomian melambat bahkan berhenti untuk beberapa saat, jadi saran saya tetap lakukan kegiatan dengan melaksanakan aturan protokoler kesehatan ya, dan hindari keramaian yang sangat padat.
Oke selama pendemik, banyak pengalaman baru yang saya lewati, bahkan pertama kali, kayak sholat Jum'at dirumah, bahkan sholat Ied dirumah, dan pertama kalinya saya jadi imamnya, itu positifnya, negatifnya adalah kegiatan kita dibatasi, mau keluar disemprot, portal ditutup semua, dan hanya satu portal yang dibuka dan itu aja dijaga ketat, rasa seperti dipenjara. Lepas dari itu ada hal yang sangat mengganjal di hati saya, ingat ini menurut cara pandang saya ya, yang tidak setuju bisa hiraukan pendapat saya ini bab covid-19. Ini beberapa hal yang mengganjal dipikiran saya, yaitu :
1. Vaksin dan obat covid-19 belum ditemukan hingga sekarang.
Ingat point pertama diatas, jika vaksin dan obat belum ditemukan kenapa masih ada yang bisa sembuh? Okelah karena antibodi bisa atasi virus tersebut, tapi ingat kenapa info yang diberitakan ditayangkan yang sembuh? Jika tidak ada obat atau vaksin, kenapa harus ditampilkan?! bukanya penderita tidak diobati tapi bisa sembuh sendiri, jadi gak perlu ditampilkan dong pasien yang sembuh tanpa diobati, karena mereka do nothing.
2. Rapid tes tidak akurat.
Sudah banyak menyebutkan jika rapid tes tidak akurat, tapi kenapa masih menggunakan alat tes ini? Jadinya orang yang tes pakai rapid tes besar kemungkinan positif hasilnya, ini aneh sekali...woi apa yang kalian lakukan.
3. Covid-19 sangat mematikan.
Selama saya alami, untuk orang yang meninggal di daerah saya karena covid malah nihil, jika virus ini sangat mematikan, harusnya dijalan, dirumah banyak orang yang meninggal ditempat, dan ini tidak gaes. Malah semua yang tiada berada dirumah sakit, jika gak ada obatnya kenapa mereka dibawa ke rumah sakit? Disana diapain? Diobatin? Bukanya obatnya kagak ada?! Woi...
Oke dari point diatas cukup 3 saja yang mau saya sampaikan, sebenarnya masih ada tapi 3 poin diatas sudah mewakili, jadi bagaimana menurut kalian? Ada yang aneh gak? Atau cuekin aja....
Sunday, June 14, 2020
Thursday, May 21, 2020
Jus Mengkudu obat mujarab atasi covid-19 | WA share
MAKASSAR, SURYAYOGYA.COM – Sebanyak 33 pasien Covid-19 di Makassar, Sulawesi Selatan, diklaim sembuh setelah menyeruput jus buah mengkudu (Morinda citrifilia).
Hasil tes 33 pasien itu langsung negatif setelah masing-masing diberi minum 2 botol jus mengkudu yang mereka namai Jus C-19.
Satu di antara pasien Covid-19 di RS Dadi yang sembuh berkat jus mengkudu, Achmad Firdaus, menulis pada selembar karton, “Terima kasih Jus C-19.”
Jus tersebut diracik oleh Irwan Paturusi, dinamakan Jus C-19, diberikan kepada 33 pasien yang telah dinyatakan positif terpapar virus corona dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Dadi Jl. Lanto Dg Pasewang, Makassar.
Mereka yang sembuh setelah mengkonsumsi Jus C-19 selama dalam isolasi. Sebanyak 19 pasien yang sembuh adalah eks penumpang Kapal PELNI KM Lambelu.
Humas Rumah Sakit Dadi Makassar, Yunus, kepada BugisPos via WA, Selasa (12/5/20), membenarkan bahwa 33 pasien Covid-19 itu diberikan obat herbal berupa Jus C-19.
“Karena vaksin menyembuhkan virus corona belum juga ditemukan di dunia kedokteran, maka apapun cara yang ditempuh demi kesembuhan pasien, sepanjang obat itu dapat menyembuhkan. Dan ternyata setelah mereka minum Jus C-19, dinyatakan negatif dan boleh keluar dari rumah sakit” kata Yunus.
Achmad Firdaus, satu di antara pasien yang sembuh, menuturkan, sejak menjalani isolasi, diberi obat-obat antibiotik dan vitamin, serta suplemen makanan novic dan susu kotak.
Masing-masing pasien isolasi, kata Achmad, diberi obat-obatan berdasarkan penyakit bawaannya, seperti jantung, diabetes dan, lain-lain.
Tetapi Achmad mengakui bahwa sejak minum Jus C-19 dia merasa badannya langsung terasa ringan. Sakit tenggorokannya sembuh dan rasa nyeri badan juga hilang.
Kata Irwan Paturusi, pihaknya memiliki hampir 100 botol Jus C-19 yang didrop ke RD Dadi secara cuma-cuma.
“Kami memang sudah niatkan meracik Jus C-19 ini untuk membantu pasien yang terjangkit virus corona. Mereka butuh bantuan untuk kesembuhan.
Awalnya juga saya tidak tahu apakah obat yang selama ini memang sering saya racik dari beberapa bahan, bisa menyembuhkan penyakit corona.
Nantilah ketika seorang yang sangat saya hormati memberitahu, bahwa ramuan itu ampuh mengobati orang terjangkit corona, barulah saya coba bikin semampu saya demi membantu banyak orang” tutur Irwan Paturusi.
Home Lifestyle
Lifestyle
33 Pasien di Makassar Sembuh, Virus Corona Keok dari Jus Mengkudu
By eddy mesakh -8:31 pm | 15 May 2020
Buah Morinda kaya akan antioksidan kuat seperti Vitamin C, Vitamin A, Vitamin B3 (niasin) dan zat besi.
Berikut kandungan lengkap buah mengkudu:
Kalori: 47.
Karbohidrat: 11 gram.
Protein: kurang dari 1 gram.
Lemak: kurang dari 1 gram.
Gula: 8 gram.
Berbagai vitamin, seperti vitamin C, B7 (biotin), B6 (folat), dan E.
Beragam mmineral, seperti magnesium, potasium, dan kalsium.(*)
Editor: Eddy Mesakh
Sumber : https://suryayogya.com/2020/05/15/33-pasien-di-makassar-sembuh-virus-corona-keok-dari-jus-mengkudu/
Hasil tes 33 pasien itu langsung negatif setelah masing-masing diberi minum 2 botol jus mengkudu yang mereka namai Jus C-19.
Satu di antara pasien Covid-19 di RS Dadi yang sembuh berkat jus mengkudu, Achmad Firdaus, menulis pada selembar karton, “Terima kasih Jus C-19.”
Jus tersebut diracik oleh Irwan Paturusi, dinamakan Jus C-19, diberikan kepada 33 pasien yang telah dinyatakan positif terpapar virus corona dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Dadi Jl. Lanto Dg Pasewang, Makassar.
Mereka yang sembuh setelah mengkonsumsi Jus C-19 selama dalam isolasi. Sebanyak 19 pasien yang sembuh adalah eks penumpang Kapal PELNI KM Lambelu.
Humas Rumah Sakit Dadi Makassar, Yunus, kepada BugisPos via WA, Selasa (12/5/20), membenarkan bahwa 33 pasien Covid-19 itu diberikan obat herbal berupa Jus C-19.
“Karena vaksin menyembuhkan virus corona belum juga ditemukan di dunia kedokteran, maka apapun cara yang ditempuh demi kesembuhan pasien, sepanjang obat itu dapat menyembuhkan. Dan ternyata setelah mereka minum Jus C-19, dinyatakan negatif dan boleh keluar dari rumah sakit” kata Yunus.
Achmad Firdaus, satu di antara pasien yang sembuh, menuturkan, sejak menjalani isolasi, diberi obat-obat antibiotik dan vitamin, serta suplemen makanan novic dan susu kotak.
Masing-masing pasien isolasi, kata Achmad, diberi obat-obatan berdasarkan penyakit bawaannya, seperti jantung, diabetes dan, lain-lain.
Tetapi Achmad mengakui bahwa sejak minum Jus C-19 dia merasa badannya langsung terasa ringan. Sakit tenggorokannya sembuh dan rasa nyeri badan juga hilang.
Kata Irwan Paturusi, pihaknya memiliki hampir 100 botol Jus C-19 yang didrop ke RD Dadi secara cuma-cuma.
“Kami memang sudah niatkan meracik Jus C-19 ini untuk membantu pasien yang terjangkit virus corona. Mereka butuh bantuan untuk kesembuhan.
Awalnya juga saya tidak tahu apakah obat yang selama ini memang sering saya racik dari beberapa bahan, bisa menyembuhkan penyakit corona.
Nantilah ketika seorang yang sangat saya hormati memberitahu, bahwa ramuan itu ampuh mengobati orang terjangkit corona, barulah saya coba bikin semampu saya demi membantu banyak orang” tutur Irwan Paturusi.
Home Lifestyle
Lifestyle
33 Pasien di Makassar Sembuh, Virus Corona Keok dari Jus Mengkudu
By eddy mesakh -8:31 pm | 15 May 2020
Buah Morinda kaya akan antioksidan kuat seperti Vitamin C, Vitamin A, Vitamin B3 (niasin) dan zat besi.
Berikut kandungan lengkap buah mengkudu:
Kalori: 47.
Karbohidrat: 11 gram.
Protein: kurang dari 1 gram.
Lemak: kurang dari 1 gram.
Gula: 8 gram.
Berbagai vitamin, seperti vitamin C, B7 (biotin), B6 (folat), dan E.
Beragam mmineral, seperti magnesium, potasium, dan kalsium.(*)
Editor: Eddy Mesakh
Sumber : https://suryayogya.com/2020/05/15/33-pasien-di-makassar-sembuh-virus-corona-keok-dari-jus-mengkudu/
Tuesday, May 19, 2020
Akurasi Rapid Tes untuk Virus Corona Dipertanyakan | Share WA
Rapid tes itu cek darah.. sedangkan covid-19 gak masuk ke darah
Rapid tes cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif..
Bukan cek virus.
Jika antibodi muncul/reaktif dianggap ada virus atau bakteri..
Tapi gak tau itu virus/bakteri apa..
Itu sdh dianggap hasilnya positif.
Org flu kalo ikut rapid tes hasilnya kemungkinan positif krn antibodinya muncul..
Jd hasil rapid tes positif blm tentu kena corona.
Itu hanya menunjukkan antibodinya reaktif/muncul.
PCR tes pun hanya menunjukkan keberadaan/adanya virus tp gak bisa tunjukkan itu virus apa dan juga gak bs membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sdh di bunuh sama antibodi kita.
Tes PCR akan memberikan hasil positif jika ada virus, entah itu virus hidup atau virus mati..
Gak ada yang meninggal disebabkan MURNI HANYA krn virus corona..
Disebabkan krn terlalu bnyk bermacam² virus yg ada dlm tubuh shg antibodi kalah dan tidak mampu kalahkan virus yg terlalu bnyk dan bermacam² itu..
Jika ada ribuan yg meninggal itu menunjukkan sebelum adanya covid-19 banyak ribuan org sdh terjangkit virus..
Sehingga ketika kena covid kondisi semakin parah.. antibodi gak ngatasi lagi..
Jadi kemungkinan yg kata media bertambah bnyk yg kena diliat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19.
Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul/reaktif apa gak..
Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul/reaktif..
Jika di rapid tes hasilnya juga bisa positif..
Jadi waspada boleh..
Takut juga boleh..
Tapi gak perlu berlebihan sampai ketakutan..
Sebab itu akan mempengaruhi imun kita..
Cotoh kasus:
Bbrp hari yg lalu ada org, wkt mlm tubuhnya panas.. besoknya sesak trs meninggal..
Ternyata org ini kena typus (makanya tubuhnya panas)
Tp dipikir kena corona.. dia panik.. jatungnya berdebar.. sesak trs meninggal..
Jd meninggalnya krn serangan jantung ðŸ¤
Hasil tes medis tidak ada virus corona maupun virus/ penyakit menular lainnya..
Meninggal krn serangan jantung.. kalo sakitnya kena typus..
Semoga seluruh rakyat indonesia semakin paham ttg covid-19 ini shg mindset/pola pikirnya berubah menjadi tenang dan positif.
#Tetap_tenang
#selalu_cuci_tangan_pake_masker_jaga_jarak
#Jangan_lupa_doa_itu_kuncinya
Rapid tes cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif..
Bukan cek virus.
Jika antibodi muncul/reaktif dianggap ada virus atau bakteri..
Tapi gak tau itu virus/bakteri apa..
Itu sdh dianggap hasilnya positif.
Org flu kalo ikut rapid tes hasilnya kemungkinan positif krn antibodinya muncul..
Jd hasil rapid tes positif blm tentu kena corona.
Itu hanya menunjukkan antibodinya reaktif/muncul.
PCR tes pun hanya menunjukkan keberadaan/adanya virus tp gak bisa tunjukkan itu virus apa dan juga gak bs membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sdh di bunuh sama antibodi kita.
Tes PCR akan memberikan hasil positif jika ada virus, entah itu virus hidup atau virus mati..
Gak ada yang meninggal disebabkan MURNI HANYA krn virus corona..
Disebabkan krn terlalu bnyk bermacam² virus yg ada dlm tubuh shg antibodi kalah dan tidak mampu kalahkan virus yg terlalu bnyk dan bermacam² itu..
Jika ada ribuan yg meninggal itu menunjukkan sebelum adanya covid-19 banyak ribuan org sdh terjangkit virus..
Sehingga ketika kena covid kondisi semakin parah.. antibodi gak ngatasi lagi..
Jadi kemungkinan yg kata media bertambah bnyk yg kena diliat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19.
Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul/reaktif apa gak..
Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul/reaktif..
Jika di rapid tes hasilnya juga bisa positif..
Jadi waspada boleh..
Takut juga boleh..
Tapi gak perlu berlebihan sampai ketakutan..
Sebab itu akan mempengaruhi imun kita..
Cotoh kasus:
Bbrp hari yg lalu ada org, wkt mlm tubuhnya panas.. besoknya sesak trs meninggal..
Ternyata org ini kena typus (makanya tubuhnya panas)
Tp dipikir kena corona.. dia panik.. jatungnya berdebar.. sesak trs meninggal..
Jd meninggalnya krn serangan jantung ðŸ¤
Hasil tes medis tidak ada virus corona maupun virus/ penyakit menular lainnya..
Meninggal krn serangan jantung.. kalo sakitnya kena typus..
Semoga seluruh rakyat indonesia semakin paham ttg covid-19 ini shg mindset/pola pikirnya berubah menjadi tenang dan positif.
#Tetap_tenang
#selalu_cuci_tangan_pake_masker_jaga_jarak
#Jangan_lupa_doa_itu_kuncinya
Subscribe to:
Posts (Atom)