Brosis, pernah merasakan motor matik kesayangan terasa keras saat melewati polisi tidur? Atau mungkin terdengar bunyi jedak-jeduk dari bagian belakang? Bisa jadi, shock belakang motor brosis sudah mulai bermasalah. Lebih parahnya lagi, shock yang sudah rusak parah bahkan bisa lepas dan mengakibatkan kecelakaan! Oleh karena itu, mimin akan membahas bagaimana cara mengetahui shock belakang motor matik sudah mati atau rembes oli, serta perbedaannya dengan shock depan.
Tanda-Tanda Shock Belakang Motor Matik Rusak
Shock belakang yang bermasalah biasanya ditandai dengan beberapa gejala, antara lain:
- Shock terasa keras saat melewati polisi tidur atau jalan rusak:
Ini adalah indikasi utama. Jika biasanya motor terasa nyaman melewati jalan yang tidak rata, namun kini terasa sangat keras dan bergetar, kemungkinan besar shock belakang sudah mulai aus atau rusak.
- Muncul bunyi jedak-jeduk dari bagian belakang:
Bunyi ini muncul karena komponen di dalam shock sudah aus atau rusak dan saling bergesekan. Semakin sering bunyi ini muncul, semakin parah kerusakannya.
- Motor limbung atau tidak stabil:
Shock belakang berperan penting dalam menjaga kestabilan motor. Jika shock rusak, motor akan terasa limbung, terutama saat berbelok atau melewati jalan yang tidak rata.
- Oli rembes:
Periksa bagian bawah shock belakang. Jika terdapat bercak oli, itu artinya seal shock sudah rusak dan oli mulai rembes keluar. Ini adalah kondisi yang cukup serius dan harus segera diperbaiki.
Kemungkinan Terburuk:
Shock Lepas dan Kecelakaan
Dalam kondisi terburuk, shock belakang yang sudah sangat rusak bisa lepas dari dudukannya. Hal ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kecelakaan. Bayangkan, saat melaju dengan kecepatan sedang atau tinggi, tiba-tiba shock belakang lepas. Motor akan kehilangan keseimbangan dan bisa terjatuh. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera memeriksa dan memperbaiki shock belakang jika sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Perbedaan Shock Belakang dan Depan Motor Matik
Shock belakang dan depan pada motor matik memiliki mekanisme kerja yang berbeda. Shock depan umumnya menggunakan sistem teleskopik, di mana tabung dalam bergerak naik turun di dalam tabung luar. Sistem ini relatif sederhana dan mudah perawatannya.
Shock belakang pada motor matik biasanya menggunakan sistem hidrolis. Sistem ini lebih kompleks dan melibatkan beberapa komponen, seperti piston, seal, dan tabung reservoir oli. Sistem hidrolis ini mampu meredam guncangan dengan lebih baik dibandingkan sistem teleskopik. Namun, sistem ini juga lebih rentan terhadap kerusakan, terutama jika perawatannya kurang terjaga.
Contoh Shock Hidrolis Normal dan Abnormal
Berikut ini perbedaan mencolok antara shock hidrolis yang masih normal dan abnormal:
Shock Hidrolis Normal:
- Permukaan shock bersih dan tidak ada rembesan oli.
- Respon shock terhadap tekanan terasa halus dan nyaman.
- Tidak ada bunyi jedak-jeduk saat motor melewati jalan yang tidak rata.
- Ditarik:
Jika shock ditarik sekuat tenaga, akan terasa berat dan gerakannya lambat. As shock tidak akan mudah kembali ke posisi semula (tidak membal). Ini menandakan adanya tahanan yang cukup dari sistem hidrolis di dalam shock. Tahanan ini yang membantu meredam guncangan saat berkendara.
- Ditekan:
Saat ditekan, akan terasa enteng dan ringan. Setelah dilepas, as shock akan tetap berada di posisi yang ditekan dan tidak akan kembali ke posisi semula secara tiba-tiba (tidak membal).
Shock Hidrolis Abnormal:
- Terdapat rembesan oli di sekitar tabung shock.
- Respon shock terhadap tekanan terasa keras dan tidak nyaman.
- Terdengar bunyi jedak-jeduk saat motor melewati jalan yang tidak rata.
- Shock terasa kaku atau sangat empuk.
- Ditarik:
Jika shock ditarik, akan terasa ringan bahkan los dol (longgar). Ini mengindikasikan kerusakan pada sistem peredam kejut. Oli mungkin telah bocor atau sistem hidrolis sudah tidak berfungsi optimal.
- Ditekan:
Saat ditekan, akan terasa ringan dan mudah masuk. Namun, yang membedakan dengan shock normal adalah as shock akan kembali ke posisi semula dengan mudah (mbal). Ini menandakan seal atau komponen internal shock sudah rusak dan tidak mampu menahan tekanan oli hidrolis.
Kesimpulan:
Perbedaan utama terletak pada tingkat kesulitan saat menarik dan menekan as shock. Shock normal akan memberikan tahanan yang signifikan saat ditarik dan tetap pada posisi yang ditekan saat dilepas. Sedangkan shock abnormal akan terasa sangat ringan baik saat ditarik maupun ditekan, dan as shock akan mudah kembali ke posisi semula (membal) setelah ditekan. Kenapa hidrolis jadi utama? Karena as shock hidrolis yang jadi permasalahan utama jika shock breaker belakang mati, jadi kalau mau irit mimin sarankan cukup ganti hidrolis as shock belakang saja, tapi pastikan pilih hidrolis yang masih normal dan ORI ya guys meski second sekalipun.
Shock belakang yang berfungsi dengan baik sangat penting untuk keselamatan dan kenyamanan berkendara. Jika brosis mengalami gejala-gejala yang telah mimin sebutkan di atas, segera periksa kondisi shock belakang motor brosis. Jangan menunggu sampai shock lepas dan menyebabkan kecelakaan. Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan? Semoga informasi ini bermanfaat bagi brosis semua!
No comments:
Post a Comment