Berikut ini penjelasan singkat menurut Islam mengenai iblis yang bisa bertobat kepada Allah...
Hammah adalah salah satu keturunan Iblis yang menurut beberapa riwayat, memilih untuk bertobat kepada Allah. Meskipun ia adalah keturunan Iblis, Hammah memilih jalan yang berbeda dari nenek moyangnya dan memutuskan untuk bertobat.
Dalam suatu riwayat, dikisahkan bahwa Hammah pernah berdialog dengan Rasulullah SAW. Dalam dialog tersebut, Hammah menjelaskan bahwa ia dan Iblis hanya berjarak dua keturunan, dan ia telah hidup sejak zaman pembunuhan Habil. Meski pada saat itu ia masih anak-anak, Hammah telah diperbolehkan untuk merusak makanan dan hubungan antar perkauman.
Namun, pada suatu titik dalam hidupnya, Hammah memilih untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Riwayat ini menunjukkan bahwa dalam Islam, pintu tobat selalu terbuka bagi semua makhluk, termasuk keturunan Iblis.
Namun, perlu dicatat bahwa riwayat ini adalah hadis palsu menurut beberapa ulama. Oleh karena itu, penting untuk selalu merujuk kepada sumber-sumber yang dapat dipercaya dan memiliki otoritas dalam mempelajari agama.
(Source: Detik.com, Alkisahmediaislam.com, Semakhadis.com)
Alasan hadis ini palsu:
Ada beberapa alasan mengapa riwayat mengenai Hammah yang bertobat dianggap sebagai hadis palsu oleh beberapa ulama. Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya sumber yang dapat dipercaya dan valid yang meriwayatkan kisah tersebut. Dalam studi hadis, validitas sebuah riwayat sangat bergantung pada sanad atau rantai perawi yang meriwayatkan hadis tersebut. Jika sanad tidak dapat dipercaya atau ada keraguan tentang kebenarannya, maka hadis tersebut dapat dianggap palsu.
Selain itu, hadis palsu seringkali muncul karena beberapa faktor, seperti mempertahankan kepentingan pribadi, mendekatkan diri kepada pejabat tertentu, mencari rizki, atau membela pendapat tertentu. Dalam beberapa kasus, hadis palsu juga dapat muncul sebagai hasil dari golongan yang mengikuti hawa nafsu dan menciptakan hadis yang sesuai dengan keinginan mereka.
Dalam konteks Hammah yang bertobat, mungkin ada keraguan tentang kebenaran riwayat tersebut karena kurangnya bukti yang kuat dan sumber yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, penting untuk selalu merujuk kepada sumber-sumber yang memiliki otoritas dan dapat dipercaya dalam mempelajari agama.
(Source: NU Online, Republika Online, Mufti WP, Bincang Muslimah.)
No comments:
Post a Comment